Menu

Senin, 19 November 2012

Alasan BlackBerry Tetap Memakai RIM Dibanding Android

 
Saat mengambil alih jabatan Presiden dan CEO Research in Motion (RIM) di perusahaan pembuat BlackBerry itu Januari lalu, Thorsten Heins banyak menerima saran untuk mengadopsi sistem operasi Android.

"Banyak yang menyarankan saya untuk mengalihkan BlackBerry ke Android," ujar Heins dalam wawancara dengan All Things Digital, Kamis (15/11/2012) lalu.

Akan tetapi, Heins melanjutkan, perusahaannya tak punya banyak peluang untuk tampil menonjol di tengah para produsen Android.

Samsung, yang juga memproduksi komponen-komponen untuk perangkatnya sendiri, berhasil menjadi pemain besar, tapi perusahaan-perusahaan lainnya mengalami kesulitan dalam bersaing.

Lagipula, tambahnya lagi, "Itu sama saja dengan meminggirkan para pengguna BlackBerry."

Meskipun berdasarkan data kuartal ketiga dari Gartner pangsa pasar global BlackBerry telah menciut menjadi 5,3 persen,  menurut data lansiran RIM sendiri pada akhir September lalu, pelanggan BlackBerry terus tumbuh menjadi 80 juta pengguna.

Maka, Heins memutuskan untuk tetap ngotot dengan sistem operasi  BlackBerry 10 buatan RIM sendiri. Menurut dia, BlackBerry 10 tidak hanya bertujuan untuk membalikkan peruntungan RIM dalam bisnis smartphone, namun juga menciptakan platform baru untuk "era selanjutnya dari komputasi mobile."

"Saya sangat puas telah mengambil keputusan tersebut," imbuhnya.

Meski begitu, Heins mengakui bahwa perusahaannya terlambat membuat perubahan. Salah satu sebabnya, ujar Heins, adalah karena RIM tidak menyadari bahwa pengguna lebih menyukai layar lebar dan banyaknya aplikasi ketimbang aspek e-mail, keamanan, kemudahan mengetik, dan daya tahan baterai yang menjadi andalan BlackBerry.

"Melihat ke belakang, saya pikir kami telat mengantisipasi perubahan itu. Tapi sekarang kami sudah sadar."

Perangkat BlackBerry 10 yang menjadi tumpuan harapan RIM dijadwalkan rilis tanggal 30 Januari tahun depan. Disamping itu, Heins mengatakan bahwa masih banyak yang masih dilakukan perusahaannya.

Selagi RIM menyelesaikan BlackBerry 10, Heins berusaha merombak perusahaan yang bermarkas di Waterloo, Ontario, Kanada itu. Dia mengatakan, RIM telah berhasil mengubah susunan tim eksekutifnya dan mengurangi tenaga kerja sebanyak 5.000 orang selagi menambah jumlah pelanggan dan membikin sistm operasi baru.

"Kami masih terus bekerja," ujar Heins. "Kami tak mau berpura-pura seolah sudah selesai.
"

Read More.. Read More..

Sabtu, 17 November 2012

BB10 ... RIM Utamakan Kualitas


*Thorsten Heins, CEO Research In Motion (RIM)

Research In Motion (RIM) terus mendorong keberadaan aplikasi di toko aplikasi BlackBerry AppWorld sebelum sistem operasi dan perangkat BlackBerry 10 datang.

RIM mengaku fokus pada kualitas aplikasi, bukan kuantitas, namun tetap menjangkau kebutuhan lokal.

CEO RIM Thorsten Heins menyadari bahwa koleksi aplikasi memainkan peran penting dalam keberhasilan atau kegagalan smartphone. Namun, ia menegaskan, permainannya bukan hanya tentang angka.

"Taktik kami adalah menyebar kebutuhan aplikasi berdasarkan negara dan wilayah. Kami ingin menyediakan 200 hingga 400 aplikasi penting, karena banyak aplikasi yang bersifat regional dan mereka benar-benar memiliki rasa regional," ujar Heins seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/11/2012).

RIM berusaha menawarkan aplikasi yang populer di pasar, dan yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari untuk menyelesaikan sesuatu.

Perusahaan asal Kanada ini memproyeksi ada 100.000 aplikasi saat BlackBerry 10 hadir pada 30 Januari 2013. Jumlah ini masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah aplikasi di Apple App Store dan Google Play Store yang telah mencapai angka 700.000 aplikasi.

Heins tidak khawatir dengan jumlah tersebut. "Lihatlah berapa banyak sebenarnya yang bisa diunduh. Hingga hari ini BlackBerry AppWorld masih jadi tempat paling menguntungkan bagi pengembang aplikasi, dengan jumlah bayaran yang tinggi," tegas Heins.

RIM telah menyatakan niatnya untuk terus menggenjot jumlah aplikasi bisnis, hiburan, dan game, yang bekerjasama dengan perusahaan dan pengembang aplikasi besar. RIM juga rajin menggelar kompetisi pembuatan aplikasi dan memperkenalkan alat perangkat lunak untuk membangun aplikasi BlackBerry 10, termasuk di Indonesia.

"Kami telah menggelar 30 konferensi pembuatan aplikasi di berbagai kota di seluruh dunia, untuk memenuhi kebutuhan pengguna atas aplikasi lokal. Ini adalah pendekatan yang sangat, sangat memiliki target," jelas Heins.

Ia mengaku, nasib RIM di masa depan bergantung pada keberhasilan BlackBerry 10. Ia optimis sukses bisa diraih karena RIM mendapat umpan balik yang positif dari para mitra. RIM juga menjalin kerjasama dengan perusahaan operator seluler, di mana saat ini perangkat BlackBerry 10 sedang diuji coba oleh 50 operator seluler di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Besar harapan perangkat BlackBerry 10 dapat mengembalikan pangsa pasar RIM di pasar global yang direnggut oleh iPhone dan Android.

Di pasar global, BlackBerry pernah menjadi smartphone pilihan utama bagi para elit pemerintah dan korporasi, karena dapat memberi jaminan kemanan berkomunikasi.

Repost from http://tekno.kompas.com
Read More.. Read More..

Jumat, 16 November 2012

" ANDROID Terlalu Liar, APPLE Terlalu Mahal "



CEO Microsoft Steve Ballmer
Setelah platform mobile terbaru Microsoft, Windows Phone 8, diluncurkan, apa kata bos raksasa software itu mengenai dua saingan besarnya, Android dan iOS?

Dalam sebuah wawancara dengan Reid Hoffman yang dipublikasikan oleh situs TechCrunch, Rabu (14/11/2012), CEO Microsoft Steve Ballmer mengatakan bahwa Android terlalu "liar dan tidak terkontrol", sementara Apple "terlalu ketat dan terlalu mahal".

Ballmer mengacu pada fragmentasi pada platform Android yang berujung pada masalah kompatibilitas dan malware yang menyebar luas.

Apple disebutnya menarik harga yang terlalu mahal untuk perangkat mobile, mencapai kisaran 1.000 dollar AS untuk satu unit iPhone di beberapa negara, seperti Rusia.

"Bagaimana caranya untuk mendapatkan kualitas tanpa harus membayar mahal ataupun berada dalam ekosistem yang dikontrol terlalu ketat?" tanyanya. Dia kemudian menyebutkan bahwa platform Windows Phone milik Microsoft sendiri menyediakan yang terbaik dari kedua dunia itu.

Meski begitu, Ballmer mengakui bahwa masih tertinggal jauh untuk saat ini dengan penguasaan pasar smartphone global hanya 2,4 persen pada kuartal ketiga 2012, menurut data dari Gartner.

Dia mengatakan bahwa Windows Phone membutuhkan waktu untuk membuktikan diri. "Tantangannya adalah bagaimana meraih 10 persen dari pasar smartphone, lalu kami akan berusaha mendapatkan 15 persen, lalu 20 persen. Kami tak bermimpi bisa dapat 60 persen dalam satu hari."

Sebagai gambaran mengenai posisi Windows Phone saat ini di industri mobile, berikut data dari Gartner yang dipublikasikan November 2012.


gartner-2_1



Read More.. Read More..